KPAI: Ledakan di SMA Tandai Pergeseran Dampak Perundungan di Indonesia

KPAI: Ledakan di SMA Tandai Pergeseran Dampak Perundungan di Indonesia

KPAI: Ledakan di SMA Tandai Pergeseran Dampak Perundungan di Indonesia

Liga335 – TEMPO Interaktif, Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tengah mendalami dugaan perundungan siswa di balik peristiwa peledakan di sebuah sekolah menengah atas di Jakarta. Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengatakan dampak perundungan terhadap anak Generasi Alfa berbeda dengan Generasi Z. Perbedaan karakter antar generasi muda tersebut mengakibatkan bentuk dan respon terhadap tekanan sosial juga berbeda.

Beberapa kasus yang terjadi belakangan ini menunjukkan adanya pergeseran pola tersebut. “Hal ini sejalan dengan kejadian di Grobogan dan Pesisir Lampung Barat. Korban perundungan membunuh temannya, pelaku perundungan,” kata Diyah saat dihubungi Tempo pada Jumat, 7 November 2025.

Diyah menjelaskan dalam presentasinya yang berjudul ‘Dampak Bullying’ bahwa Generasi Z cenderung mengalami tekanan psikologis, bunuh diri, cedera fisik, cacat sementara, serta perilaku antisosial dan minder. Sementara itu, Generasi Alpha lebih rentan terhadap pembalasan, pembunuhan karakter secara virtual, inse keamanan, menyakiti diri sendiri, dan mengalami gangguan kesehatan mental dan perilaku menyimpang. Menurutnya, siswa SMA di Indonesia sebagian besar terdiri dari remaja Gen Z.

Ledakan terjadi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 72 Jakarta pada Jumat, 7 November 2025, sekitar pukul 12.15. Dua ledakan awal terdengar di aula saat khotbah salat Jumat, dan ledakan kedua di pintu belakang sekolah.

Akibat kejadian tersebut, 54 siswa mengalami luka-luka. Beberapa saksi mata mengatakan bahwa seorang siswa kelas dua belas ditemukan tergeletak dengan senjata mainan di dekatnya. Polisi menemukan sebuah kaleng yang telah dimodifikasi dengan sekering dan sebuah remote kecil di lokasi.

Siswa tersebut mengenakan sepatu bot, celana hitam, dan kaos putih tanpa lengan dengan tulisan “Natural Selection”. Foto-foto yang beredar luas di dunia maya menunjukkan beberapa tulisan di senjata mainan di dekat siswa tersebut, termasuk “Selamat Datang di Neraka,” “Untuk Agartha.” Tertulis juga nama-nama penembak masjid di luar negeri, seperti Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette dan Luca Traini.

Beberapa saksi mata mengatakan bahwa siswa tersebut pendiam dan sering diintimidasi oleh anak-anak lain. Menurut salah satu saksi, ZA, siswa tersebut sering menggambar senjata dan senang menonton video kekerasan. Siswa lainnya, I, membenarkan bahwa siswa tersebut pendiam dan sering diganggu.

Namun, I mengaku tidak mengenal siswa tersebut secara pribadi. Kepolisian Daerah Metro Jaya masih berupaya mensterilkan lokasi ledakan di SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Budi Hermanto, mengatakan pengamanan dan sterilisasi TKP dilakukan oleh tim penjinak bom dari Gegana.

KPAI mengatakan bahwa lembaga ini akan terus memantau penanganan korban anak dan memastikan bahwa prosesnya sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan anak.