Cerita SBY Pernah Mediasi Thailand dan Kamboja pada Tahun 2011

Cerita SBY Pernah Mediasi Thailand dan Kamboja pada Tahun 2011

Jakarta – Presiden keenam Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY turut bersuara INITOGEL mengenai bentrokan bersenjata antara Kamboja-Thailand.

“Terhadap pecahnya konflik bersenjata di sepanjang perbatasan Kamboja dan Thailand, secara pribadi saya sangat bersedih. Terus terang ini sebuah set back, dari kisah sukses ASEAN sebagai model kerja sama regional yang telah berlangsung hampir 60 tahun,” demikian disampaikan SBY via platform media sosial X, Sabtu (26/7/2025).

Terjadinya eksodus kedua penduduk di perbatasan kedua negara dalam jumlah yang besar, sebut SBY, tentu bukan pemandangan yang indah bagi ASEAN.

“Saya berpendapat bahwa peaceful settlement masih sangat memungkinkan. ASEAN sebagai rumah bersama, termasuk di dalamnya Kamboja dan Thailand, masih memilih sumber daya politik untuk mendorong pengakhiran konflik kedua negara tersebut. Kita semua menunggu langkah cepat dan tepat ASEAN, termasuk kepemimpinan yang efektif,” beber SBY.

Lebih lanjut, presiden RI periode 2004-2014 itu menuturkan bahwa dirinya memahami konflik kedua negara memiliki akar sejarah yang panjang dan sejumlah kompleksitas tertentu.

“Di masa lalu, kontak tembak antara tentara Kamboja dan Thailand beberapa kali juga terjadi. Tahun 2011, dalam kapasitas saya sebagai sebagai ketua ASEAN, saya juga melakukan peran mediasi karena terjadi lagi kontak tembak di tahun itu. Alhamdulillah dalam pertemuan segitiga di Jakarta antara saya dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva (didampingi menteri luar negeri masing-masing), membuahkan kesepakatan untuk sebuah peace settlement yang terjaga selama 14 tahun,” kisah SBY.

“Artinya, saya tetap memiliki optimisme, konflik ini insyaallah bisa dicarikan solusinya secara damai, sesuai dengan jiwa dan semangat ASEAN Charter 2007.”

Korban Jiwa Bertambah

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja, Jumlah Korban Terus Bertambah

Sementara, lebih dari 35.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN, telah menyatakan bahwa dia akan terus mendorong proposal gencatan senjata. Kamboja menegaskan dukungan terhadap rencana Anwar, sementara Thailand sepakat secara prinsip.

“Masih terjadi baku tembak,” kata Anwar, seperti dikutip kantor berita negara Bernama.

Anwar menambahkan bahwa dirinya telah meminta menteri luar negeri Malaysia untuk berkomunikasi dengan kementerian luar negeri terkait dan jika memungkinkan, dia sendiri akan terus melakukan pendekatan langsung — setidaknya untuk menghentikan pertempuran.

Konflik Thailand–Kamboja bukan sekadar insiden militer sesaat, melainkan sengketa sejarah teritorial yang belum terselesaikan, diperumit oleh politik dalam negeri dan interpretasi hukum internasional yang berbeda. Bentrokan bersenjata terbaru di perbatasan yang disengketakan pecah pada Kamis (24/7), di mana keduanya saling tuding sebagai pihak pertama yang memulai.

Total korban jiwa di kedua belah pihak per Sabtu sore bertambah menjadi 32 orang. Thailand mencatat 19 korban tewas, kebanyakan adalah warga sipil—termasuk seorang anak berusia 8 tahun. Adapun Kamboja melaporkan setidaknya 13 korban tewas, di mana mayoritas juga adalah warga sipil.

Sumber : Tanyadok99.id