Indonesia memberikan status pahlawan nasional kepada mendiang Presiden Soeharto
Taruhan bola – Bagi yang lain, langkah ini juga merupakan tanda bahaya bagi hal-hal yang akan terjadi di bawah Prabowo, yang pernah menjadi komandan pasukan khusus di bawah Soeharto, selain menikahi putrinya sebelum keduanya bercerai setelah penggulingan Soeharto. Prabowo juga dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Timor Leste oleh pasukan yang berada di bawah komandonya, meskipun ia telah membantah tuduhan tersebut.
“Prabowo dapat melakukan semua yang dilakukan Presiden Suharto karena dia dilindungi oleh kepahlawanannya,” kata Marzuki Darusman, mantan jaksa agung yang juga merupakan ketua tim pencari fakta kerusuhan 1998.
Marzuki secara khusus menunjuk pada perluasan peran militer yang telah terjadi sejak Prabowo menjabat sebagai presiden tahun lalu.
PEMUTIHAN SEJARAH
Bahkan setelah kematiannya, partai Suharto, Golkar, tetap menjadi kekuatan politik utama yang mendukung Prabowo dalam masa kepresidenannya saat ini, dan memegang beberapa kementerian penting dalam kabinetnya.
Analis politik Kevin O’Rourke, penulis buku “Reformasi: Perjuangan untuk Kekuasaan di Indonesia Pasca-Soeharto,” mengatakan ng Suharto sebagai pahlawan nasional dapat menghapus sejarah dan menjadi upaya untuk mengembalikan otoritarianisme, meskipun hal itu tidak mudah.
“Cukup sulit untuk mengembalikan demokrasi ke dalam kotak ketika orang sudah terbiasa dengan hal itu,” katanya.
Ia menambahkan bahwa masalahnya adalah, bagi banyak orang Indonesia, era Suharto adalah era yang jauh.
Setengah dari populasi Indonesia tidak akan lahir atau cukup umur untuk mengingat era tersebut, menurut statistik resmi.
Namun, banyak yang masih mengingat kesulitan-kesulitan yang terjadi.
Sekelompok orang, yang dikenal sebagai Aksi Kamisan, telah melakukan aksi diam di luar istana kepresidenan di Jakarta setiap hari Kamis selama hampir 20 tahun, mengenakan pakaian hitam dan menuntut keadilan atas kekejaman yang terjadi di bawah pemerintahan Soeharto.
Banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka masih belum mengetahui keberadaan orang-orang terkasih yang hilang di bawah pemerintahannya.
Para pejabat telah membela langkah untuk menominasikan Suharto untuk mendapatkan gelar tersebut, dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan penelitian dan semua kandidat, termasuk Suharto, telah bertemu dengan e persyaratan.
Fadli juga mengatakan bahwa peran Suharto dalam pembunuhan massal pada tahun 1965 yang pada akhirnya menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno tidak pernah terbukti. Para sejarawan mengatakan sekitar 500.000 orang terbunuh.
Indonesia tidak pernah menyelidiki pembunuhan tersebut.

