Indonesia memerintahkan pasar online untuk menutup toko barang bekas
Liga335 – Indonesia perintahkan pasar online untuk menutup toko barang bekas
Berita terkait: Kementerian memusnahkan pakaian bekas impor ilegal senilai Rp80 miliar
Berita terkait: Kemendag musnahkan pakaian bekas impor senilai Rp10 miliar
Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Maman Abdurrahman memerintahkan platform e-commerce untuk menutup toko-toko daring yang menjual pakaian bekas impor sebagai bagian dari upaya pemerintah menertibkan penjualan barang bekas. “Kemarin saya sudah perintahkan kepada pelaku e-commerce untuk menghentikan kegiatan seperti itu. Menjual pakaian bekas tidak diperbolehkan lagi,” kata Abdurrahman dalam sebuah konferensi pers di Islamic Seminar and Financial Expo (EKSiS) pada hari Kamis, dan mengatakan bahwa beberapa platform telah mulai menghapus toko-toko online yang menjual pakaian bekas impor sesuai dengan instruksi tersebut.
“Untuk meninjau kepatuhan, Abdurrahman mengatakan ia akan bertemu dengan operator e-commerce pada hari Jumat (7 November).” Kami juga akan mendorong platform e-commerce untuk sepenuhnya mempromosikan produk buatan lokal. Itu adalah langkah yang Data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan menunjukkan impor produk tekstil jadi dan pakaian bekas mencapai US$78,19 juta pada Januari-Juli 2025, naik 17,33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan negara pemasok utama adalah Tiongkok, Vietnam, dan Bangladesh.
Abdurrahman mengatakan bahwa kementeriannya sedang mempersiapkan program untuk membantu para pedagang barang bekas bertransisi dengan menghubungkan mereka dengan UMKM yang memproduksi pakaian jadi dan tekstil lokal.Pada 4 November, ia mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kementeriannya untuk mengembangkan produk alternatif untuk bisnis barang bekas, memastikan bahwa larangan tersebut tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan. “Pemerintah tidak ingin pedagang barang bekas kehilangan mata pencaharian mereka,” kata Abdurrahman.
“Kami akan mendorong mereka untuk menjual barang-barang fesyen yang diproduksi di dalam negeri, yang berkualitas tinggi dan kompetitif dalam hal harga, desain, dan tren,” tambahnya.

